Bikin Konten Cuma Ngikutin Tren? Hati-Hati, Bisa Jadi Boomerang!
- Diva
- Dec 20, 2024
- 3 min read

Nggak bisa dipungkiri, tren di media sosial itu menggoda banget. Lihat satu konten viral, bawaannya pengen ikutan biar kebagian spotlight. Apalagi, tren bisa kasih boost views, likes, dan engagement. Tapi, apa jadinya kalau bikin konten cuma asal ngikutin tren? Hati-hati, nggak semua tren itu cocok buat brand atau akun kamu. Salah-salah, konten malah jadi boomerang yang bikin audience ilfeel.
Nah, biar nggak terjebak di jebakan FOMO (Fear of Missing Out), yuk kita bahas kenapa ngikutin tren tanpa strategi justru bisa merugikan dan gimana cara mengatasinya!
1. Konten Jadi Nggak Relevan dengan Brand
Tren di media sosial itu cepat banget datang dan pergi. Hari ini viral, besok udah basi. Kalau kamu asal ikutan tanpa pikir panjang, bisa jadi konten kamu nggak ada kaitannya sama brand atau value yang kamu bawa.
Contohnya, kalau kamu punya brand skincare tapi ikutan tren joget viral di TikTok tanpa ada kaitannya sama produk, audience malah bingung, "Ini maksudnya apa, ya?". Alih-alih menarik perhatian, kontenmu malah kelihatan nggak fokus dan jadi cringe.
Solusinya, pastikan tren yang kamu ikuti tetap relevan dengan brand dan audiens. Misalnya, kamu bisa pakai tren joget viral tapi dikasih twist yang nyambung ke persona brand kamu, seperti joget sambil nunjukin before-after pakai skincare kamu.
2. Audience Merasa Kamu Kehilangan Identitas
Brand atau akun yang kuat punya identitas dan vibe yang konsisten. Kalau kamu tiba-tiba bikin konten cuma karena ikut-ikutan tren, bisa jadi audience merasa kamu kehilangan arah.
Misalnya, kamu biasanya dikenal sebagai akun edukasi yang informatif, lalu tiba-tiba bikin konten receh atau meme yang nggak ada hubungannya sama niche. Audience bakal mikir, "Kok tumben kontennya beda banget ya?". Akibatnya, brand kamu bisa kehilangan kepercayaan dari followers loyal.
Coba untuk tetap konsisten dengan identitas brand. Ikut tren? Boleh, tapi pastikan gayanya tetap sesuai dengan tone atau persona akun kamu. Jadilah kreatif tanpa mengorbankan identitas.
3. Ngikutin Tren Nggak Selalu Naikin Engagement
Banyak orang mikir kalau ikut tren pasti bisa boost engagement. Faktanya, kalau konten kamu terasa dipaksakan, audience nggak bakal tertarik untuk nge-like, komen, atau share. Tren memang bisa viral, tapi kalau eksekusinya nggak sesuai, konten kamu malah jadi zonk.
Misalnya, tren challenge yang lagi viral. Kamu ikut bikin, tapi tanpa konsep yang menarik atau pesan yang kuat. Akhirnya, kontenmu tenggelam di antara ribuan konten serupa. Lebih parahnya lagi, kamu malah buang-buang waktu dan tenaga.
Fokus pada kualitas konten, bukan sekadar tren. Bikin tren jadi alat, bukan tujuan. Kalau kamu bisa menambahkan value unik yang nggak dimiliki konten lain, audience bakal lebih menghargai konten kamu.
4. Risiko Konten Jadi Backlash
Salah satu risiko terbesar dari ikut-ikutan tren adalah backlash. Tren bisa muncul dari berbagai situasi, bahkan kadang dari hal-hal yang sensitif. Kalau kamu nggak hati-hati, kontenmu bisa dianggap nggak peka atau bahkan menyinggung pihak tertentu.
Contohnya, ada tren yang berasal dari kejadian kontroversial atau isu sosial. Kalau kamu ikut tren itu tanpa riset atau pemahaman yang mendalam, audience bisa menganggap kamu cari sensasi dan nggak punya empati.
Selalu riset dahulu asal-usul tren sebelum ikut-ikutan. Hindari tren yang sensitif atau berpotensi menyinggung kelompok tertentu. Kalau ragu, lebih baik skip dan cari ide konten lain yang lebih aman.
5. Konten Tren Cepat Kedaluwarsa
Tren itu sifatnya sementara. Kalau kamu hanya fokus bikin konten yang ikut tren, kontenmu cepat kedaluwarsa dan susah buat relevan dalam jangka panjang. Akibatnya, kamu jadi terjebak bikin konten sekadar ada, bukan konten yang punya nilai abadi atau evergreen.
Misalnya, tren audio di TikTok atau Instagram Reels. Sekarang rame, tapi dua minggu kemudian orang udah lupa. Kalau semua kontenmu cuma ikut-ikutan tren, akunmu bakal kehilangan konten berkualitas yang bisa di-recycle atau dilihat lagi di masa depan. Coba kombinasikan konten tren dengan konten evergreen yang relevan kapan saja. Dengan begitu, akun kamu tetap punya balance antara konten cepat viral dan konten bernilai jangka panjang.
Ikut tren itu nggak salah, tapi asal ikut-ikutan tanpa strategi bisa jadi boomerang buat brand atau akun kamu. Tren boleh cepat viral, tapi kalau konten nggak relevan, malah bikin audience bingung, ilfeel, atau bahkan jadi backlash.
Kuncinya, jangan sampai FOMO bikin kamu asal bikin konten. Selalu pastikan konten tren yang kamu buat relevan, kreatif, dan tetap sesuai dengan identitas brand. Karena pada akhirnya, konten terbaik itu bukan yang paling hype, tapi yang paling berarti dan nyambung di hati audience.
Comments