top of page
Search

Ditanya Rate Card Sama Brand, Start-nya dari Harga Berapa Ya?

  • Writer: Diva
    Diva
  • Jul 14
  • 3 min read
Ditanya Rate Card Sama Brand, Start-nya dari Harga Berapa Ya? | Diva
Image by Freepik

“Boleh kirim rate card-nya, ya?”

Pertanyaan ini terlihat simpel, tapi bisa bikin overthinking seharian buat para content creator pemula. Apalagi kalau baru dapet DM kerja sama pertama. Mau jawab berapa? Kemahalan takut ditolak, kemurahan takut nyesel. Di tengah euforia dapet peluang, banyak yang justru blank saat menentukan harga. Wajar. Karena menaruh nilai atas karya sendiri memang bukan hal yang gampang, apalagi kalau belum ada benchmark yang jelas.

Tapi kabar baiknya, menentukan rate card itu bisa dipelajari. Ada rumusnya, ada logikanya, dan yang paling penting: bisa disesuaikan sama value dan kapasitas masing-masing.

Yuk, kita bongkar satu-satu.

Kenapa Menentukan Rate Itu Gak Bisa Asal-asalan?

Harga bukan cuma angka. Di baliknya, ada waktu, tenaga, kreativitas, bahkan modal yang udah dikeluarin buat bikin konten. Jadi kalau ada yang bilang, “Udah deh, ikut aja harga pasaran,” pertanyaan selanjutnya harusnya: pasaran siapa?

Inilah kenapa penting untuk tau komponen apa aja yang seharusnya dihitung dalam menentukan rate, terutama buat yang baru mulai dan belum punya patokan.

“Tapi aku belum punya banyak followers. Layak gak sih kasih harga?”

Layak. Followers memang penting, tapi bukan satu-satunya indikator. Engagement rate, kualitas konten, segmentasi audiens, dan bahkan keunikan gaya penyampaian juga punya pengaruh besar. Banyak brand yang lebih suka kerja sama dengan mikro atau nano influencer karena audiensnya lebih engaged dan trust-nya lebih tinggi.

Rumus Dasar Hitungan Rate Card

Supaya nggak ngawur, kamu bisa mulai dari rumus berikut ini:

Rate Card = (CPM x Total Reach) + Biaya Produksi + Value Tambahan

Mari kita bedah:

1. CPM (Cost per Mille

CPM adalah biaya per 1000 tayangan (reach). Di Indonesia, CPM rata-rata untuk konten organik berkisar antara Rp20.000 – Rp75.000 tergantung niche dan kualitas audiens. Untuk awal, kamu bisa pakai Rp30.000 – Rp50.000 sebagai patokan dasar.

Misalnya kamu punya rata-rata reach 5000 per konten:CPM 30.000 x (5000 : 1000) = Rp150.000

2. Biaya Produksi

Kamu bikin kontennya pakai kamera sendiri? Editing sendiri? Sewa properti atau alat bantu? Itu semua harus dihitung. Boleh pakai estimasi waktu juga, misalnya: 1 jam editing = Rp50.000 2 jam syuting = Rp100.000Total biaya produksi: Rp150.000

3. Value Tambahan

Ini bagian yang kadang terlupakan. Kalau kamu punya audience yang sangat niche, atau kamu akan post lebih dari 1 kali (misal: IG story + feed), atau kamu juga bantu script dan konsep kreatifnya, itu nilai tambah. Misalnya kamu tambahkan Rp100.000–Rp300.000 tergantung effort-nya.

Total Sementara:

Rate Card = 150.000 (CPM) + 150.000 (Produksi) + 150.000 (Value Tambahan) = Rp450.000 per konten

Angka ini bisa jadi lebih tinggi kalau:

  • Konten diminta eksklusif (gak boleh kerja sama sama brand sejenis)

  • Brief ribet atau revisinya banyak

  • Kamu diminta posting di beberapa platform sekaligus

Sebaliknya, bisa lebih rendah kalau:

  • Brand-nya UMKM lokal dan kamu mau bantu

  • Proyeknya fun atau bisa jadi portofolio keren

  • Kamu lagi promo atau bikin harga teman

Cara Lain Buat Validasi Harga

Kalau masih ragu juga, kamu bisa:

  • Lihat rate card kreator lain (yang levelnya mirip, jangan bandingin sama yang udah verified 3M followers)

  • Gunakan tools kayak SocialBluebook, Influenxio, atau Collabstr untuk estimasi awal

  • Join komunitas kreator di Telegram/Discord buat tukeran info dan insight

Karena kenyataannya: dunia kreator itu tidak ada harga tetap. Yang ada adalah harga yang adil dan masuk akal, baik buat kamu maupun buat brand.

Jadi, Start dari Harga Berapa?

Jawaban paling jujur: Tergantung.Tapi jawaban yang kamu butuh: Mulai dari hitungan logis, bukan kira-kira.Kalau kontenmu bagus, reach-nya jelas, dan engagement-nya aktif, jangan takut buat pasang harga yang pantas. Brand yang tepat justru akan menghargai kreator yang tahu nilai dirinya.

Daripada terus bingung dan nunggu dapet “template rate card” dari langit, lebih baik mulai bikin versi sendiri. Bisa berkembang seiring waktu, tapi harus ada titik mulai.

Dan ingat: ngasih harga rendah bukan satu-satunya cara buat dapet kerja sama.Tapi ngasih harga yang realistis dan profesional, itu tanda kamu serius dan tahu kualitasmu.

Selamat ngitung, semoga rate card-mu gak cuma dibaca, tapi juga langsung di-deal-in!


 
 
 

Comments


Discover Diva to boost your business

More from Diva

Never miss an update

Thanks for submitting!

bottom of page