Kamu Mau Kontenmu Viral Sehari atau Dicari Orang Setahun?
- Diva

- Jun 2
- 2 min read

Jawabannya nggak segampang itu, Ferguso.
Di era scroll cepat dan swipe tanpa ampun, content creator dihadapkan pada dua pilihan klasik: main aman dengan konten evergreen atau ikut arus dengan konten trendy. Dua-duanya punya daya tarik masing-masing. Tapi kalau kamu harus milih, mana yang lebih penting untuk didahulukan?
Biar nggak kayak relationship yang ngambang, yuk kita bahas tuntas!
Konten Trendy: Cepat Naik, Cepat Turun
Konten jenis ini ibarat roket—sekali kena momen, bisa langsung melejit. Kamu bahas topik viral, challenge kekinian, atau quote seleb yang lagi ramai, views langsung numpuk. Cocok banget buat boost awareness dalam waktu singkat.
Contohnya? Coba bikin konten “Gaya outfit ala Met Gala tapi budget Warkop” pas Met Gala lagi ramai. Dijamin banyak yang klik, ketawa, dan share. Tapi seminggu kemudian? Ya mungkin udah tenggelam di antara tren baru yang bermunculan tiap hari.
Keuntungan konten trendy:
Bisa tarik traffic dan engagement besar dalam waktu singkat
Memberi kesan kamu “melek tren” dan relevan
Bikin akun rame dan aktif, cocok buat momentum naik followers
Tapi, minusnya juga banyak:
Umurnya pendek
Capek ngikutin terus (kalau FYP berubah tiap jam, kamu juga nggak sempet napas)
Nggak bantu jangka panjang untuk SEO atau algoritma jangka lama
Konten Evergreen: Pelan Tapi Pasti
Kalau konten trendy ibarat fast food, konten evergreen ini makanan rumahan—nggak selalu viral, tapi selalu dicari. Ini tipe konten yang dibuka orang kapan aja, bahkan satu tahun setelah diposting. Misalnya, “Cara edit video pakai CapCut”, “Tips jadi content creator dari nol”, atau “Strategi bikin personal branding yang tahan banting”.
Walaupun nggak langsung viral, konten kayak gini punya value jangka panjang. Dia akan terus muncul di pencarian, jadi referensi, dan bantu bangun kredibilitas kamu sebagai content creator yang ngerti banget bidangnya.
Keuntungan konten evergreen:
Konsisten menarik traffic, bahkan dalam jangka waktu lama
Cocok buat SEO dan pencarian organik
Bantu branding kamu sebagai “sumber terpercaya”
Tapi, perlu dicatat:
Nggak selalu ramai secara instan
Kadang terlihat “kurang seru” dibanding konten viral
Butuh riset dan crafting yang lebih dalam supaya tahan lama
Jadi, Mana yang Harus Didahulukan?
Jawabannya... dua-duanya.
Lho, kok gitu?
Pikirkan konten kamu seperti portfolio. Konten trendy bikin kamu terlihat hidup dan ikut main di arena. Tapi konten evergreen bikin kamu tetap relevan walau lampu sorot udah pindah ke topik lain. Triknya adalah kombinasi yang pas.
Kalau kamu baru mulai, konten trendy bisa bantu kamu naik cepat. Tapi jangan lupa sisipkan konten evergreen sebagai fondasi. Kalau kamu udah punya audiens stabil, perkuat dengan evergreen biar nggak cuma dikenal sesaat.
Misalnya:
Hari Senin kamu upload “Tips lighting murah buat shooting reels” (evergreen)
Hari Kamis kamu bahas “Reaksi artis X pas liat AI generate wajahnya” (trendy)
Dengan begini, kamu bisa tetap relevan sekarang dan tetap eksis nanti.
Jalan Ninjamu, Strategimu
Content creation itu bukan lomba cepat-cepat viral, tapi maraton bangun value. Kamu boleh banget bikin konten yang rame sehari, asal jangan lupa juga bikin yang dicari setahun.
Karena pada akhirnya, viewers itu bisa datang karena tren, tapi mereka stay karena value.
Yuk, mulai kombinasikan kontenmu. Jangan jadi creator yang cuma “rame doang”, tapi jadi yang juga “berguna dan dicari”.
Siapa tahu, satu konten evergreen kamu jadi alasan brand ngehubungi kamu 6 bulan dari sekarang dan satu konten trendy kamu bikin followers naik 10K semalam.
Main dua kaki? Boleh, asal seimbang.

Comments