Like Bukan Segalanya: Sekarang Instagram Lebih Sayang Sama Save, Share, dan Retention Time!
- Diva

- Apr 17
- 2 min read

Dulu, ketika dunia masih dipenuhi filter berbagai macam dan duck face merajalela, jumlah like adalah segalanya. Semakin banyak love yang mampir, makin eksis lah kita. Tapi sekarang? Maaf-maaf nih, algoritma Instagram udah move on. Like masih dihitung, tapi bukan lagi pemeran utama. Sekarang, ada trio baru yang jadi anak emas: save, share, dan retention time.
Iya, algoritma sekarang lebih mikirin siapa yang bener-bener nggak cuma ngeliat sekilas lalu scroll, tapi yang niat: disimpen, dibagikan, dan ditonton sampai habis.
Jadi kalau kontenmu udah niat banget tapi engagement-nya gitu-gitu aja, bisa jadi kamu masih kejebak mindset “yang penting banyak like”. Saatnya upgrade strategi, bestie. Yuk, bahas satu per satu!
1. Save = Kontenmu Berharga
Ketika seseorang nge-save konten kamu, itu artinya mereka ngeliat value. Bisa jadi mereka mau baca lagi nanti, coba resepnya, praktekin tutorialnya, atau bahkan pengin ngopi caption-nya buat dipakai sendiri. Dan buat algoritma? Ini sinyal kuat banget bahwa kontenmu layak ditampilkan ke lebih banyak orang.
Konten yang banyak disave biasanya punya unsur edukatif atau inspiratif. Misalnya:
“5 Ide Outfit Ke Kantor Anti Membosankan”
“Template Caption Jualan Online yang Nggak Garing”
“Cara Bikin Konten Reels Cuma Pakai HP”
Kalau isinya bisa bikin orang bilang “Wah, ini gw banget. Simpen ah!”, berarti kamu udah menang satu poin.
2. Share = Kontenmu Layak Disebarkan
Yang ini jelas: kalau kontenmu dibagikan, berarti orang rela jadi ‘marketing gratisan’ kamu. Mungkin dia mention temennya di komen, DM konten kamu ke gebetan, atau share ke story.
Dan percaya deh, algoritma cinta mati sama konten yang viral secara organik. Apalagi kalau dibagikannya bukan cuma ke satu dua orang, tapi rame-rame kayak lagi obrolin gosip artis.
Tipsnya? Bikin konten yang relate dan bisa mewakili perasaan orang. Contoh:
“Tipe-Tipe Teman Kerja di Grup WhatsApp”
“Checklist Soft Skill yang Dicari HR Zaman Now”
“Kalau Konten Kamu Sepi, Bisa Jadi Karena Ini…”
Bikin audiens kamu bilang: “INI GUE BANGET!” lalu… share langsung ke story.
3. Retention Time = Kontenmu Worth It Buat Ditonton Sampai Habis
Nah ini yang sering ke-skip sama content creator: retention time alias berapa lama orang betah stay di konten kamu.
Instagram—terutama Reels—lebih ngangkat konten yang ditonton sampai habis atau bahkan diulang-ulang. Soalnya, itu tanda bahwa kontenmu engaging, bikin penasaran, atau at least nggak bikin ngantuk.
Makanya banyak konten sekarang pakai teknik storytelling, hook di awal, dan pacing yang bikin orang nggak skip. Misalnya:
“Lo nggak bakal nyangka, ini ternyata alasan utama kenapa konten lo sepi…”
“Di akhir video ini, gue kasih lo tips yang jarang dibocorin…”
“Awalnya gue kira ini teknik yang biasa aja, tapi ternyata hasilnya gila!”
Kalau orang nonton dari awal sampai akhir, bahkan replay, algoritma bakal mikir: “Wah ini konten mahal nih, naikin!”
Jadi, Masih Ngandelin Like Doang?
Yah, like itu ibarat salam kenal. Tapi save, share, dan retention time itu kayak teman yang nemenin kamu begadang, bantuin skripsi, dan bawa cemilan. Intinya: lebih berarti.
Kalau kamu content creator—atau baru mau mulai—waktunya ganti arah.
Fokus ke value, bukan hanya visual.
Buat konten yang bikin orang mau kembali lagi, bukan cuma lewat doang.
Dan, jangan lupa: storytelling > aesthetic semata.
Karena sekarang, di mata algoritma, “yang disayang bukan yang paling cantik, tapi yang paling mengena.”
Selamat berkonten, semoga makin sering masuk explore!

Comments