Paid Post Brand: Jangan Langsung Jualan, Auto Jeblok Engagement!
- Diva

- Feb 5
- 2 min read

Pernah lihat iklan yang langsung to the point jualan dan malah bikin skip? Atau mungkin pernah mengalami paid post yang reach-nya bagus tapi engagement-nya jeblok? Kalau iya, bisa jadi strategi hard selling di awal yang bikin audiens malas engage.
Banyak brand atau influencer yang masih berpikir bahwa paid post harus langsung mengarah ke promosi produk. Padahal, pendekatan ini justru bisa bikin orang scroll lewat tanpa interaksi. Lalu, gimana cara bikin paid post yang tetap jualan tapi tetap bikin orang engage? Yuk, simak tipsnya!
Jangan Langsung Jualan, Pakai Hook yang Relatable
Audiens di media sosial itu bukan cuma calon pembeli, tapi juga manusia yang butuh alasan buat berhenti scroll. Kalau opening post-nya langsung berupa “Diskon 50% hari ini!” atau “Produk terbaru dari brand X!”, besar kemungkinan mereka bakal skip.
Coba pakai hook yang bikin orang merasa, “Eh, ini gue banget!” Misalnya:
✅ “Pernah nggak sih, ngerasa kulit tiba-tiba kusam padahal nggak ganti skincare?” (untuk produk kecantikan)
✅ “Gaji baru cair tapi udah habis aja? Ini solusi biar nggak boncos!” (untuk aplikasi keuangan)
Dengan hook yang relatable, orang jadi tertarik buat baca lebih lanjut sebelum sampai ke bagian promosi.
Cerita Dulu, Jualan Belakangan
Paid post yang berhasil biasanya mengandung storytelling. Bukan berarti harus cerita panjang lebar, tapi cukup sisipkan narasi yang menghubungkan audiens dengan produk.
Contoh:
Daripada bilang “Minuman ini rendah kalori dan sehat untuk diet”, lebih baik buat storytelling seperti:
“Dulu aku mikir minuman sehat itu pasti nggak enak, sampai akhirnya nemu ini. Rasanya enak, segar, dan tetap rendah kalori!”
Dengan cara ini, audiens merasa lebih dekat dengan produk tanpa merasa sedang dipaksa beli.
Bikin Interaksi, Jangan Pasif
Salah satu alasan engagement paid post jeblok adalah karena terlalu informatif tanpa melibatkan audiens. Jangan cuma kasih info produk, tapi ajak mereka buat berinteraksi.
🔹 Gunakan pertanyaan
“Siapa yang relate sama cerita ini?”
“Pilih mana, skincare yang wangi atau yang cepat menyerap?”
🔹 Buat format polling atau kuis singkat
“Coba tebak, berapa kandungan vitamin C dalam produk ini?”
Semakin banyak interaksi, semakin tinggi engagement, dan algoritma pun bakal lebih berpihak pada postingan.
Visual Menarik Itu Wajib!
Paid post bukan cuma soal teks, tapi juga visual. Gunakan gambar atau video yang eye-catching tapi tetap sesuai dengan branding. Hindari desain yang terlalu ramai atau terlalu polos.
Beberapa tips visual yang bisa meningkatkan engagement:
📌 Gunakan warna kontras untuk menarik perhatian
📌 Pakai font yang jelas dan mudah dibaca
📌 Gunakan elemen interaktif seperti carousel atau video pendek
Visual yang menarik bakal bikin orang pause sejenak sebelum lanjut scroll.
Call to Action (CTA) yang Natural
Bagian akhir postingan tetap harus mengarahkan audiens ke aksi yang diinginkan, tapi jangan kaku atau terlalu hard selling.
Daripada bilang: “Beli sekarang juga!”, coba cara yang lebih soft seperti:
✨ “Pengen coba juga? Cek link di bio, ya!”
✨ “Siapa yang mau coba ini duluan? Yuk, komen di bawah!”
CTA yang terdengar seperti ajakan ringan lebih efektif daripada yang terkesan memaksa.
Paid Post yang Efektif Itu Soal Pendekatan!
Paid post bukan sekadar jualan, tapi tentang bagaimana membuat audiens engage dulu, baru diarahkan ke produk. Dengan hook yang relatable, storytelling, interaksi aktif, visual menarik, dan CTA yang natural, paid post bisa lebih efektif dan meningkatkan engagement tanpa harus kelihatan terlalu hard selling.

Comments