Personal Branding: Jangan Cuma Bangun Persona, Bangun Tanggung Jawab Juga!
- Diva

- Mar 28
- 2 min read

Pernah lihat seseorang yang branding-nya kelihatan keren banget di media sosial, tapi begitu ada skandal langsung ambyar? Atau mungkin ada yang jago banget bangun persona sebagai "influencer baik-baik", tapi ternyata di balik layar nggak seindah feed-nya? Nah, ini dia masalahnya: banyak yang sibuk membangun persona, tapi lupa membangun tanggung jawab di baliknya.
Personal Branding Bukan Sekadar Persona
Personal branding itu bukan cuma soal "gimana biar kelihatan menarik di internet". Banyak orang menganggap personal branding sebatas memilih warna aesthetic, gaya bicara yang khas, atau niche yang pas. Padahal, branding itu lebih dari sekadar tampilan luar—itu adalah janji yang kamu berikan ke audiens. Kalau kamu dikenal sebagai content creator yang “menginspirasi,” ya harus konsisten, bukan cuma pas di depan kamera.
Coba deh lihat creator-creator yang benar-benar sukses dan bertahan lama. Mereka nggak cuma jago membangun persona, tapi juga menjaga kepercayaan audiensnya. Contohnya? Raditya Dika dikenal sebagai penulis dan komedian yang relatable sejak dulu dan sampai sekarang tetap relevan. Kenapa? Karena dia konsisten dengan image-nya dan nggak asal ngomong atau bikin kontroversi demi engagement semata.
Tanggung Jawab Itu Bagian dari Branding
Punya banyak followers itu bukan sekadar angka. Setiap orang yang follow kamu berarti ada ekspektasi di sana. Kalau kamu branding diri sebagai "pakar keuangan" misalnya, tapi di belakang ternyata ngasih tips investasi yang nggak masuk akal dan malah menyesatkan sampai merugikan keuangan audiencemu, cepat atau lambat bakal kena expose. Atau kalau kamu dikenal sebagai content creator "bijak dan inspiratif" tapi di belakang sering bikin drama, ya jangan heran kalau nantinya kena backlash.
Contoh nyata? Udah banyak banget kasus content creator yang kena cancel gara-gara ketahuan "berbeda" dari persona yang mereka bangun. Entah itu influencer yang branding dirinya sehat tapi ternyata nggak sehat secara etika, atau yang mengklaim sebagai aktivis lingkungan tapi diam-diam konsumtif. Kepercayaan audiens itu nggak bisa dibeli, dan sekali hilang, bakal susah banget balik lagi.
Bagaimana Membangun Personal Branding yang Bertanggung Jawab?
Jujur dari AwalJangan mem-branding diri sebagai sesuatu yang bukan diri kamu. Kalau memang belum expert, ya bilang aja lagi belajar. Kalau nggak suka topik tertentu, ya jangan maksa bahas cuma karena lagi trending.
Konsisten di Depan dan di Belakang KameraApa yang kamu tunjukkan di media sosial harus sejalan dengan apa yang kamu lakukan di dunia nyata. Ini bukan berarti harus “perfect,” tapi setidaknya nggak bertolak belakang.
Berani Bertanggung JawabKalau bikin kesalahan, akui dan perbaiki. Bukannya malah playing victim atau cari kambing hitam. Audiens lebih respect sama creator yang mau belajar dari kesalahan daripada yang ngeles terus.
Jangan Kejar Viral Kalau Merugikan Orang LainFYP dan engagement memang penting, tapi kalau caranya dengan menebar kontroversi atau gimmick murahan, siap-siap aja kena bumerang.
Buat Impact PositifPersonal branding yang kuat itu bukan cuma soal seberapa terkenal kamu, tapi seberapa besar impact yang kamu buat. Entah itu lewat konten yang informatif, menghibur, atau menginspirasi, pastikan ada nilai yang bisa dibawa audiens setelah melihat karyamu.
Bangun persona itu penting, tapi bangun tanggung jawab lebih penting. Percuma punya branding keren kalau nggak bisa menjaga kepercayaan orang yang udah follow dan mendukung kamu. Kalau pengin sukses di dunia content creation, jangan cuma mikirin gimana biar kelihatan menarik—tapi juga gimana biar tetap dipercaya. Karena pada akhirnya, personal branding yang kuat itu bukan soal pencitraan, tapi soal kredibilitas yang kamu bangun dan jaga sepanjang perjalanan.

Comments