top of page
Search

Tren Konten 2025: Video Diri Sendiri + Storytelling VO, Cara Mudah Bikin Engagement Meledak!


Tren Konten 2025: Video Diri Sendiri + Storytelling VO, Cara Mudah Bikin Engagement Meledak! | Diva

Pernah nggak sih, lagi scroll TikTok atau Reels, terus tiba-tiba berhenti di video random yang ternyata relatable banget? Padahal visualnya cuma potongan-potongan video orang lagi makan, jalan, kerja, atau sekadar bengong di jendela. Tapi karena narasi voice-over (VO) yang mereka pakai kuat, kita jadi kejebak nonton sampai habis—bahkan tanpa sadar ikutan komen atau share.


Nah, kalau kamu sering ngalamin ini, berarti kamu udah ketemu salah satu tren konten paling hot di 2025: konten video diri sendiri + storytelling VO. Konsepnya simpel tapi efektif. Para kreator sekarang mulai menyetok video-video kehidupan sehari-hari mereka—entah lagi ngopi, meeting, jalan sore, atau sekadar merhatiin hujan dari jendela. Lalu, begitu punya topik menarik, mereka tinggal pakai footage yang sudah ada, tambahin narasi yang kuat, edit sedikit, dan... boom! Engagement naik gila-gilaan.


Kenapa tren ini bakal makin gede? Karena lebih autentik, gampang dibuat, dan bikin audiens merasa terkoneksi secara emosional. Plus, siapa sih yang nggak suka konten yang effortless tapi impactful?


Kenapa Video Diri Sendiri + VO Jadi Tren Besar di 2025?

  1. Praktis, Hemat Waktu, dan Bisa Digunakan Berulang

Salah satu alasan kenapa kreator mulai rajin menyetok footage pribadi adalah efisiensi. Mereka nggak perlu syuting ulang setiap bikin konten baru. Cukup buka folder stok video, pilih yang cocok sama cerita yang mau dibawakan, dan tambahkan voice-over yang engaging.


Misalnya, seorang kreator punya stok video dia lagi kerja di kafe. Suatu hari, dia mau bikin konten tentang "Tips Produktif untuk Freelancer"—tinggal pakai footage itu dan tambahkan narasi yang relevan. Beberapa minggu kemudian, dia mau bahas "Enaknya Kerja Remote di Kafe vs. Kantor", footage yang sama bisa dipakai lagi. Satu stok footage bisa untuk banyak topik!


  1. Storytelling Bikin Audiens Ngerasa Dengerin Cerita Teman

Engagement tinggi bukan cuma soal visual yang bagus, tapi juga tentang bagaimana cerita disampaikan. Narasi voice-over bikin audiens merasa dekat, seolah lagi dengerin cerita teman sendiri.


Bayangkan ada dua video:

  • Cuma footage aesthetic tentang hujan.

  • Footage hujan + VO yang bilang, "Ada yang suka hujan bukan karena romantis, tapi karena diam-diam dia butuh waktu buat merenung?"


Yang kedua jelas lebih powerful, kan? Makanya, storytelling jadi kunci utama di tren ini.


  1.  Makin Banyak Orang Nyari Konten yang Autentik

Audiens sekarang udah mulai bosan sama konten yang terlalu dipoles dan berasa terlalu "diproduksi". Mereka lebih suka sesuatu yang real, dekat, dan nggak terlalu dibuat-buat.


Stok footage pribadi yang menampilkan kehidupan sehari-hari terasa lebih jujur daripada konten yang terlalu banyak efek dan filter. Ditambah storytelling yang relate, audiens jadi lebih gampang engage dan merasa terkoneksi dengan si kreator.


Cara Bikin Konten Stok Footage + VO yang Bikin Engagement Tinggi

  1.  Rajin Nyetok Video Diri Sendiri Sehari-hari

Mulai sekarang, biasakan rekam momen-momen kecil dalam hidupmu. Nggak perlu pakai kamera mahal, cukup pakai HP. Beberapa ide footage yang bisa disiapkan:


  • Lagi ngopi atau makan

  • Jalan kaki di sore hari

  • Duduk di meja kerja sambil laptopan

  • Naik transportasi umum

  • Merenung sambil lihat langit atau hujan

  • Nongkrong bersama teman-teman


Kapanpun butuh visual buat mendukung storytelling-mu, kamu tinggal pilih dari stok yang udah ada.


  1.  Pilih Topik yang Relate dengan Audiens

Konten yang sukses adalah yang membuat audiens merasa "ini gua banget!". Beberapa tema yang selalu menarik perhatian:


"Kenapa makin tua, makin susah punya teman?"

"Gaji UMR, tapi kok wishlist makin panjang?"

"Kenapa kita sering merasa nggak cukup padahal udah berusaha keras?"

Semakin relatable, semakin besar kemungkinan audiens bakal engage.


  1.  Voice-Over yang Natural & Enak Didengar

Gunakan tone suara yang santai, seolah lagi ngobrol sama teman. Nggak perlu terdengar terlalu formal atau kayak announcer radio. Kasih sedikit jeda dramatis di bagian penting biar storytelling makin kuat.


  1. Editan Simpel, Tapi Menarik

Edit video dengan pacing yang enak. Jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Tambahkan subtitle biar mudah diikuti tanpa suara. Musik latar juga bisa memperkuat mood cerita—pilih yang sesuai dengan vibe yang ingin disampaikan.


Konten yang Simpel, Tapi Powerful

Tren video diri sendiri + storytelling VO ini bukan cuma gampang dibuat, tapi juga punya engagement yang tinggi. Banyak kreator udah mulai menerapkan teknik ini karena lebih hemat waktu, fleksibel, dan tetap terasa personal.


Kalau kamu pengen kontenmu makin relevan di 2025, mulai sekarang biasakan rekam keseharianmu dan latih storytelling lewat voice-over. Siapa tahu, videomu yang sederhana malah jadi viral dan bikin audiens makin terhubung denganmu! 🚀


 
 
 

Comments


Discover Diva to boost your business

More from Diva

Never miss an update

Thanks for submitting!

bottom of page